Merajut Jalinan Kebudayaan: Cerita Inspiratif Riza dan Dwiky Sebagai Liaison Officer dalam International Student Exchange

pbi.umsida.ac.id – Dalam sebuah inisiatif kolaboratif, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memandu suksesnya International Student Exchange dengan mahasiswa dari Universitas Malaya, Malaysia (17/01/24). Pengalaman ini memberikan perspektif baru bagi mahasiswa, yang tidak hanya menjadi penyelenggara acara tetapi juga pembawa kesan – pesan positif dan keberagaman.

Dua mahasiswa, Riza Mafiroh dan Dwiky Ahmad Effendi, memiliki tugas sebagai LO dalam acara tersebut. Meskipun awalnya terdapat tantangan dalam berkomunikasi dengan mahasiswa internasional yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, mereka dengan cepat menemukan solusi untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif.

Riza, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, berbagi, “Ketika pertama kali tahu bahwa saya akan menjadi LO untuk acara ini, saya merasa senang, namun juga sedikit ragu, karena ini merupakan kegiatan yang cukup panjang. Namun disisi lain, kegiatan ini kedepannya juga terlihat challenging buat saya.” Kemudian satu mahasiswa lainnya, Dwiky, menambahkan, “Ini merupakan pengalaman pertama jadi LO, dan sangat mengesankan, yang belum saya dapatkan sebelumnya”

  1. Pengalaman Unik dan Berkualitas:
    Riza dan Dwiky membagikan cerita mengenai pengalaman pertama mereka sebagai LO, sebuah peran yang mengharuskan mereka berinteraksi dan membimbing mahasiswa pertukaran internasional. Keduanya mengakui bahwa mahasiswa yang berasal dari China ini sangat ramah dan komunikatif. “Mereka ini friendly, komunikatif, punya rasa ingin tahu yang sangat tingi, dan juga mereka itu terbuka kalau misalkan kita sharing tentang budaya, knowledgeinsight, dan lain-lain.” Ungkap Dwiky.
  2. Menjelajahi Hal Baru:
    Pengalaman menjadi LO membawa dua mahasiswa Umsida ini untuk menjelajahi hal-hal baru yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka bersyukur bisa berbagi cerita satu sama lain tetang banyak hal. Tanpa persiapan khusus, mereka menghadapi tantangan dengan antusiasme dan kegembiraan, namun masih terdapat kesamaan antar mahasiwa Umsida dan mahasiswa UM Malaysia yakni, Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa pertama mereka, sehingga ini menjadi hal yang cukup menantang namun mereka tetap bisa menyelaraskan maksud dan tujuan dalam komunikasi mereka. Disamping itu, tantangan yang lain adalah karena jumlah mereka sebanyak 16 mahasiswa, sehingga relatif sulit untuk menyatukan tujuan. Riza mengatakan, “Karena menurut saya jumlah mereka cukup banyak, sehingga terdapat momen ketika kami harus memutuskan sesuatu, banyak pertimbangan yang disampaikan dari mahasiswa dan tentunya terdapaat perbedaaan pendapat. Namun pada akhirnya kami bisa memutuskan hasil yang terbaik untuk semua.”
  3. Komunikasi Tanpa Batas:
    Bahasa menjadi jembatan penting bagi Riza dan Dwiky dalam peran mereka sebagai Liaison Officers (LO). Dwiky menyatakan bahwa LO berfungsi sebagai komunikator antara mahasiswa pertukaran, pihak kampus, panitia, dan pihak terkait lainnya, hal ini memerlukan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Meskipun kegiatan berlangsung hanya selama sepekan, menjadi LO menuntut kinerja optimal. Selain menjadi penghubung selama acara, namun komunikasi meluas hingga ke platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram. Hal ini memperkuat ikatan sosial, memastikan pertukaran informasi yang lancar, serta membangun koneksi yang berkelanjutan di luar kegiatan resmi

Dalam wawancara eksklusif, Riza dan Dwiky memberikan saran bagi mahasiswa yang akan menjadi LO di masa mendatang. Mereka menyampaikan pentingnya kepercayaan diri, tetap saling menghargai, tumbuhkan sikap rendah hati, serta antusiasme dalam menyambut kedatangan mahasiswa pertukaran.
Keberhasilan Riza dan Dwiky tidak hanya mencerminkan prestasi pribadi mereka, tetapi juga menjadi satu lagi pencapaian global bagi UMSIDA. Kampus ini terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman belajar yang beragam dan memperkuat hubungan antarbangsa di dunia pendidikan.

Dengan pengalaman berharga mereka sebagai LO, Riza dan Dwiky berhasil membuktikan bahwa kerjasama lintas budaya dapat membawa dampak positif dalam pembentukan karakter mahasiswa dan membangun jalinan persahabatan antara mahasiswa dari berbagai negara.