pbi.umsida.ac.id — Dua dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Fika Megawati MPd dan Dr Yuli Astutik MPd, melakukan penelitian berjudul Teaching Practicum: Investigating EFL Pre-Service Teachers’ Self-Efficacy.
Riset ini menyoroti tingkat self-efficacy atau kepercayaan diri calon guru bahasa Inggris saat menjalani praktik mengajar di sekolah mitra.
Meningkatkan Kepercayaan Diri Calon Guru Bahasa Inggris
Penelitian tersebut penting karena masa praktik merupakan tahap krusial bagi mahasiswa untuk menerapkan teori pengajaran ke dalam situasi nyata di kelas. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepercayaan diri (self-efficacy) berperan besar dalam membentuk kompetensi profesional calon guru, mulai dari kemampuan menyusun rencana pelajaran hingga mengelola kelas secara efektif.
“Keberhasilan calon guru tidak hanya ditentukan oleh penguasaan materi, tetapi juga oleh keyakinan dirinya saat menghadapi siswa di kelas,” jelas Dr Fika.
Ia menambahkan, dosen pembimbing dan guru pamong memiliki tanggung jawab besar untuk menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa melalui pendampingan yang konstruktif.
Riset ini melibatkan 27 mahasiswa semester tujuh PBI Umsida yang mengikuti Internship III (Magang III) di berbagai sekolah mitra, baik negeri maupun swasta, pada tingkat SMP, SMA, hingga SMK di wilayah Sidoarjo.
Melalui angket daring berbasis skala Likert, para peneliti menilai persepsi mahasiswa terhadap kemampuan mengajar, perencanaan pembelajaran, penilaian, serta pengelolaan kelas.
Kepercayaan Diri Tinggi, Tapi Masih Ada Tantangan
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat self-efficacy tinggi, terutama dalam keterampilan mengajar empat aspek bahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis) dan penguasaan tata bahasa.
Aspek membaca (reading) menjadi kompetensi yang paling dikuasai karena mahasiswa telah terbiasa dengan pembelajaran berbasis teks di kampus dan sekolah mitra.
Namun, terdapat beberapa kendala pada pengajaran keterampilan menyimak (listening) dan aspek budaya bahasa Inggris, di mana sebagian mahasiswa mengaku belum cukup percaya diri mentransfer materi tersebut kepada siswa.
Kesulitan juga muncul dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah.
Beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa mereka menemukan perbedaan format RPP antara praktik mikro di kampus dan penerapan di lapangan.
Lihat Juga: Strategi Top-Down dan Bottom-Up Tingkatkan Pemahaman Listening Mahasiswa
“Saya tidak bisa memakai RPP versi kuliah karena guru di sekolah memiliki aturan dan format berbeda,” tulis salah satu responden dalam kuesioner.
Situasi tersebut menegaskan pentingnya sinergi antara dosen pembimbing, guru pamong, dan mahasiswa agar praktik lapangan berjalan selaras dengan kebutuhan sekolah.
Dalam hal penilaian belajar (assessment), mahasiswa cenderung masih mengandalkan tes tertulis berbasis buku teks. Padahal, menurut Dr Yuli, evaluasi alternatif seperti portofolio dan e-portfolio dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perkembangan siswa.
“Guru masa kini perlu kreatif menilai kemampuan siswa, tidak hanya dari hasil ujian, tetapi juga dari proses dan performa mereka selama pembelajaran,” ujarnya.
Penguatan Kurikulum dan Peran Pembimbing Praktik
Penelitian ini menegaskan bahwa self-efficacy calon guru dapat ditingkatkan melalui pengalaman langsung dan bimbingan intensif selama praktik mengajar.
Mahasiswa yang memiliki keyakinan diri tinggi cenderung lebih kreatif, adaptif, dan tidak mudah stres ketika menghadapi dinamika kelas. Sebaliknya, rendahnya self-efficacy dapat menurunkan performa dan motivasi mengajar.
Untuk itu, para peneliti merekomendasikan agar mata kuliah terkait TEFL (Teaching English as a Foreign Language) diperkuat dengan simulasi berbasis situasi nyata di kelas, pembimbingan reflektif, serta penggunaan jurnal praktik atau video refleksi.
“Melatih mahasiswa melakukan refleksi diri melalui logbook atau rekaman pengajaran akan membantu mereka memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” terang Dr Fika.
Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya pemilihan dosen pembimbing dan guru pamong yang kompeten dan komunikatif. Supervisi yang baik tidak hanya berperan sebagai penilai, tetapi juga sebagai fasilitator pengembangan profesional mahasiswa.
Lihat Juga: Adaptasi Cerita Rakyat Jadi Buku Bergambar Tingkatkan Literasi Multimodal Mahasiswa
Dengan dukungan bimbingan yang konsisten, mahasiswa dapat menumbuhkan keyakinan untuk menjadi pendidik yang mandiri dan profesional.
Hasil penelitian Dr Fika dan Dr Yuli ini diharapkan menjadi bahan evaluasi kurikulum dan strategi pembinaan mahasiswa PBI Umsida, khususnya pada pelaksanaan program Magang III.
Umpan balik dari mahasiswa dapat menjadi tolok ukur dalam meningkatkan kualitas pendidikan calon guru bahasa Inggris yang kompeten, reflektif, dan percaya diri menghadapi era globalisasi pendidikan.
Penulis: Mutafarida