kepercayaan

Pengaruh Kepercayaan Pedagogis Spesifik terhadap Integrasi Teknologi dalam Pengajaran Bahasa Inggris

pbi.umsida.ac.id Pengantar Penelitian tentang kepercayaan pedagogis spesifik dalam pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) kini semakin relevan, terutama dalam konteks pengajaran jarak jauh darurat (Emergency Remote Teaching/ERT). Sebuah studi yang dilakukan oleh tim dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkapkan pengaruh signifikan kepercayaan pedagogis guru terhadap praktik integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. Studi ini menjadi landasan penting untuk memahami hubungan antara kepercayaan pedagogis, penggunaan teknologi, dan pengembangan profesional guru pra-layanan.

kepercayaan

Kepercayaan Pedagogis dan Peranannya dalam Pengajaran

Kepercayaan pedagogis spesifik merujuk pada cara pandang guru terhadap strategi pengajaran yang mencakup orientasi berbasis keterampilan, aturan, dan fungsi. Dalam penelitian ini, terungkap bahwa orientasi kepercayaan ini secara langsung memengaruhi cara guru memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran.

“Kepercayaan pedagogis tidak hanya dibangun melalui teori, tetapi juga diperkuat oleh pengalaman praktik lapangan,” ungkap salah satu peneliti. Guru dengan orientasi berbasis fungsi, misalnya, lebih cenderung menggunakan teknologi interaktif seperti Kahoot atau vlog pembelajaran. Sebaliknya, guru dengan orientasi berbasis aturan lebih fokus pada alat seperti PowerPoint dan Google Classroom untuk mendukung penyampaian materi tata bahasa.

Hubungan Kepercayaan Pedagogis dan Praktik Teknologi

Penelitian ini menemukan perbedaan antara guru dengan kepercayaan pedagogis yang sejalan dengan praktik teknologi mereka (alignment) dan yang tidak (misalignment). Dari 15 guru pra-layanan yang menjadi subjek penelitian, enam di antaranya menunjukkan keselarasan antara kepercayaan dan praktik teknologinya, sementara sembilan lainnya mengalami ketidaksesuaian.

Seorang guru dengan orientasi berbasis aturan menjelaskan, “Kami merancang materi pembelajaran agar siswa memahami pola tata bahasa terlebih dahulu sebelum menerapkannya dalam komunikasi. Teknologi membantu kami menyajikan pola-pola ini dengan lebih menarik.”

Namun, guru yang mengalami misalignment seringkali menghadapi keterbatasan, seperti kurangnya pelatihan teknologi atau akses yang terbatas. Faktor-faktor ini menghambat mereka dalam mengimplementasikan teknologi secara efektif.

kepercayaan

Implikasi bagi Pengajaran dan Pendidikan Guru

Studi ini memberikan wawasan penting bagi pengembangan kurikulum pendidikan guru, terutama dalam aspek integrasi teknologi. Keselarasan antara kepercayaan pedagogis dan praktik teknologi terbukti dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif.

Para peneliti merekomendasikan agar program pendidikan guru memberikan fokus lebih pada pelatihan berbasis pengalaman. “Guru pra-layanan perlu mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk mempraktikkan integrasi teknologi dalam pembelajaran, sehingga mereka lebih percaya diri saat menghadapi situasi nyata,” ujar salah satu peneliti. Selain itu, dukungan dari mentor dan ketersediaan infrastruktur teknologi di sekolah juga menjadi faktor penting untuk menunjang keberhasilan ini.

Kesimpulan

Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami kepercayaan pedagogis guru sebagai dasar untuk meningkatkan efektivitas integrasi teknologi dalam pengajaran. Dengan menciptakan keselarasan antara teori, praktik, dan dukungan teknologi, guru masa depan akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

“Integrasi teknologi tidak hanya tentang penggunaan alat, tetapi juga bagaimana alat tersebut mendukung tujuan pedagogis yang spesifik,” jelas tim peneliti. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi lembaga pendidikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan guru yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman.

 

Penulis: Mutafarida