budaya

Mengintegrasikan Budaya dalam Pengajaran EFL di Sekolah Menengah Indonesia

pbi.umsida.ac.id – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyoroti pentingnya integrasi budaya dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL). Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal internasional mengungkapkan pendekatan guru terhadap representasi budaya dalam buku pelajaran Bahasa Inggris internasional untuk siswa kelas tujuh di Jawa Timur.

Dr Dian Novita, salah satu peneliti dari Umsida, menyampaikan, “Mengajarkan Bahasa Inggris sebagai bahasa global tidak hanya tentang aspek linguistik, tetapi juga memahami konteks budaya yang mendasarinya.”

Pendekatan Komparatif untuk Menghubungkan Budaya Lokal dan Globalbudaya

Studi ini menyoroti dua guru Bahasa Inggris di sekolah menengah swasta di Jawa Timur yang menggunakan pendekatan komparatif dalam pengajaran mereka. Guru-guru tersebut memanfaatkan buku pelajaran internasional Global English Coursebook 7 dari Cambridge, sebagai pelengkap buku pelajaran wajib yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pendekatan ini mengajak siswa untuk membandingkan budaya lokal mereka dengan budaya asing yang disajikan dalam teks.

Salah satu contoh menarik adalah diskusi tentang Hari Raya Idul Fitri di Indonesia yang dibandingkan dengan perayaan serupa di negara Muslim lainnya. Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah perayaan Idul Fitri di negara kita sama seperti di teks?” Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman siswa tentang budaya mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap budaya global.

Manfaat Integrasi Budaya dalam Pembelajaran EFL

Penelitian menunjukkan bahwa integrasi budaya dalam pembelajaran EFL tidak hanya meningkatkan kemampuan linguistik siswa, tetapi juga keterampilan komunikasi antarbudaya. Dengan memahami perbedaan budaya, siswa menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi di kelas.

“Siswa dapat menghubungkan pengalaman pribadi mereka dengan konteks baru yang dipelajari,” jelas salah satu guru. Hal ini memotivasi siswa untuk lebih antusias dalam belajar Bahasa Inggris dan menciptakan suasana kelas yang inklusif. Pendekatan ini juga membantu menghilangkan stereotip budaya dan memperkuat toleransi di antara siswa.

Rekomendasi untuk Pengembangan Kurikulumbudaya

 

Hasil penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi pengambil kebijakan dan pendidik dalam mengembangkan kurikulum EFL. Integrasi budaya lokal dan global dalam materi ajar disarankan untuk menjadi bagian penting dari kurikulum. Selain itu, penyediaan sumber daya tambahan seperti buku pelajaran internasional dapat mendukung guru dalam menghadirkan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna.

Dr. Novita menambahkan, “Langkah ini dapat membantu siswa tidak hanya menguasai Bahasa Inggris tetapi juga memahami keberagaman budaya dunia.” Penelitian ini juga merekomendasikan agar penelitian lanjutan dilakukan dengan sampel yang lebih luas untuk memperkuat hasil dan mengeksplorasi lebih dalam tentang dampak pembelajaran berbasis budaya terhadap siswa.

Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, PBI Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berharap dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia.

 

Penulis: Mutafarida