pbi.umsida.ac.id – Pendidikan guru prajabatan seringkali berfokus pada pembekalan teori, namun kenyataan di lapangan, terutama dalam situasi darurat, menuntut adaptasi yang cepat terhadap teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Dr Fika Megawati MPd dan tim dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini mengeksplorasi bagaimana keyakinan dan pengalaman mahasiswa pendidikan guru (pre-service teachers/PST) terkait penggunaan teknologi selama pembelajaran jarak jauh darurat (Emergency Remote Teaching/ERT) di tengah pandemi COVID-19.
Pentingnya Pemahaman Keyakinan Pedagogis Khusus Mata Pelajaran dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana keyakinan pedagogis spesifik mata pelajaran yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan guru mempengaruhi penerapan teknologi dalam praktik pengajaran mereka. Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi tiga orientasi keyakinan pedagogis utama yang dipegang oleh peserta, yaitu berbasis keterampilan, berbasis aturan, dan berbasis fungsi. Setiap orientasi ini berpengaruh pada bagaimana teknologi diintegrasikan dalam pembelajaran mereka, khususnya dalam konteks pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL).
Dr Fika Megawati MPd menyatakan, “Melalui penelitian ini, kami dapat melihat bagaimana para mahasiswa mempraktikkan keyakinan mereka terhadap pengajaran yang didukung oleh teknologi dalam situasi ERT. Beberapa di antaranya menunjukkan kesesuaian antara keyakinan pedagogis mereka dan penggunaan teknologi, sementara yang lain mengalami ketidaksesuaian.” Hal ini, lanjutnya, dapat mempengaruhi cara mereka merancang materi pelajaran, serta penggunaan platform dan aplikasi untuk mendukung proses pembelajaran.
Dinamika Keyakinan dan Praktek Teknologi dalam Pembelajaran Jarak Jauh Darurat
Penelitian ini melibatkan 15 mahasiswa pendidikan guru yang sedang mengikuti program magang di Indonesia dan Thailand, yang mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua fenomena yang mencolok: kesesuaian (alignment) dan ketidaksesuaian (misalignment) antara keyakinan pedagogis mahasiswa dan penggunaan teknologi dalam pengajaran mereka. Kesesuaian terjadi ketika mahasiswa mengadopsi teknologi sesuai dengan orientasi pedagogis mereka, seperti penggunaan aplikasi yang mendukung komunikasi dan pengajaran secara fungsional atau berbasis keterampilan.
Namun, tidak semua mahasiswa mengalami kesesuaian. Beberapa menunjukkan ketidaksesuaian, di mana teknologi yang mereka pilih tidak sejalan dengan keyakinan mereka mengenai pengajaran bahasa. Misalnya, meskipun beberapa mahasiswa memiliki keyakinan pedagogis berbasis aturan, mereka cenderung menggunakan teknologi yang lebih cocok dengan orientasi berbasis keterampilan, yang menyebabkan tantangan dalam integrasi teknologi.
“Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana keyakinan mahasiswa pendidikan guru berinteraksi dengan teknologi dalam konteks pembelajaran jarak jauh,” kata Dr Fika. “Kami berharap bahwa pemahaman ini dapat digunakan untuk menyusun program pelatihan yang lebih efektif bagi mahasiswa agar dapat menyesuaikan keyakinan pedagogis mereka dengan praktik pengajaran yang melibatkan teknologi.”
Peluang untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Guru Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi
Hasil penelitian ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam pelatihan guru, terutama dalam mempersiapkan mahasiswa untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran mereka. Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi dalam pendidikan, penting untuk memahami bagaimana teknologi dapat mendukung keyakinan pedagogis yang kuat dalam pengajaran.
Dr Fika menambahkan, “Kedepannya, kami berharap penelitian ini dapat memandu pengembangan kurikulum pendidikan guru yang lebih dinamis, yang tidak hanya mengajarkan teori pedagogis, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk beradaptasi dengan situasi pengajaran yang terus berkembang, termasuk dalam situasi darurat.”
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan generasi guru yang siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan yang semakin dipengaruhi oleh teknologi.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan integrasi teknologi yang lebih baik dalam pendidikan guru dapat memperkuat praktik pengajaran di masa depan. Diharapkan penelitian ini akan mendorong pembaruan dalam pendekatan pelatihan pendidikan guru yang lebih adaptif, berbasis teknologi, dan sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan global.
Penulis: Mutafarida