pbi.umsida.ac.id — Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Sheila Agustina MPd, Dr Fika Megawati MPd, Niko Fediyanto SS MA, dan Diska Fatima Virgiyanti dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (PBI FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkapkan wawasan penting tentang sikap siswa terhadap penggunaan diskusi peer-led dalam kelas tata bahasa dan pengaruhnya terhadap kinerja akademik mereka.
Penelitian ini melibatkan 35 mahasiswa dari Program Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti pelajaran tata bahasa. Sikap mereka terhadap metode ini diukur menggunakan skala Likert 4 poin, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun diskusi peer-led dapat mendorong keterlibatan, efektivitasnya dalam meningkatkan pemahaman tata bahasa siswa terbukti minimal.
Sikap Siswa terhadap Diskusi Peer-led dan Dampaknya terhadap Pembelajaran
Dalam penelitian ini, fokus utama adalah memahami sikap siswa terhadap penggunaan diskusi peer-led dalam pembelajaran tata bahasa dan hubungan antara sikap ini dengan kinerja akademik mereka. Diskusi peer-led, yang dikenal karena mempromosikan partisipasi aktif dan pembelajaran kolaboratif, semakin diintegrasikan dalam pendidikan bahasa. Namun, efektivitas metode ini dalam meningkatkan keterampilan tata bahasa siswa masih menjadi pertanyaan. “Metode ini memiliki dampak positif terhadap keterlibatan siswa, namun tidak terbukti meningkatkan hasil belajar tata bahasa secara signifikan,” jelas Sheila Agustina, salah satu peneliti dalam studi ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap metode ini cenderung netral hingga sedikit negatif, dengan rata-rata skor 2,96 dari 4, yang mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap metode diskusi peer-led dalam konteks pembelajaran tata bahasa. Lebih lanjut, analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang sangat lemah antara sikap siswa dan kinerja akademik mereka (r = 0,047), yang secara statistik tidak signifikan (p = 0,788). “Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun diskusi peer-led dapat meningkatkan keterlibatan siswa, ia tidak cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman tata bahasa mereka,” tambah Agustina.
Implikasi Akademik dan Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun diskusi peer-led memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan dinamis, metode ini tidak selalu memenuhi kebutuhan pembelajaran tata bahasa yang lebih mendalam. “Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap metode ini, tetapi tingkat pemahaman mereka terhadap tata bahasa tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan,” ujar Fika Megawati, peneliti lainnya. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran tata bahasa, yang cenderung lebih membutuhkan pendekatan langsung dan eksplisit daripada metode berbasis diskusi semata.
Melihat temuan ini, penelitian merekomendasikan untuk mengeksplorasi format alternatif yang lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran tata bahasa dan untuk meneliti lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi sikap siswa terhadap metode ini. Sebagai tambahan, pendekatan yang lebih terstruktur dan lebih beragam dalam format diskusi dapat membantu meningkatkan efektivitas metode ini. “Perlu ada upaya untuk menyeimbangkan antara metode pembelajaran yang bersifat kolaboratif dengan instruksi langsung yang lebih konkret untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik,” tutup Niko Fediyanto, peneliti lainnya dalam studi ini.
Penulis: Mutafarida